Skip to main content

Hafalan Alfiyah Ibnu Malik

Hafal.in - Mungkin pemirsa pernah mendengar atau mengetahui sebuah kitab yang bernama "Alfiyah Ibnu Malik" bukan? Bagi kalangan pesantren (santri), kitab ini merupakan kitab yang sangat dan sangatlah penting. Bahkan saing terlalu pentingnya kitab ini, hampir semua pesantren salaf di Indonesia mewajibkan untuk menghafalkannya.



Kitab ini merupakan sebuah kitab yang berisi tentang pelajaran dan dasar-dasar nahwu shorof. Terdiri dari 1002 bait yang harus dihafalkan para santri, dan bahkan menjadi salah satu kitab wajib bagi para penuntut ilmu.

Alfiyah ini dikarang oleh Imam Malik al Andalusi, beliau berasal dari Andalusia atau zaman sekarang disebut dengan negara Spanyol. Pasti kita tidak asing dengan Spanyol kan? Apalagi penggemar bola pasti lebih paham dengan negara tersebut. hehehe.

Dari 1002 bait tersebut disebut dengan nama alfiyah, atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia, alfiyah berarti seribu. Jadi sangatlah tepat jika dinamakan alfiyah karena terdiri dari 1002 baris bait.

Waktu menghafalkan kitab ini rata-rata santri membutuhkan waktu selama 2 tahun, bahkan ada yang lebih. Dan tak jarang pula yang dalam waktu 6 bulan sudah menghafalkan kitab ini. Kitab ini merupakan kitab wajib hafalan bagi santri di pondok pesantren salaf karena berisi tentang dasar-dasar ilmu nahwu dan shorof yang menjadi ilmu utama dalam mempelajari Al Qur'an dan Al Hadits.

Apakah ada trik-trik untuk menghafalkan kitab ini?
Insya Allah kita lanjutkn kapan-kapan saja ya..

Popular posts from this blog

Sab'aty : Imalah Pada Surat Ad Dhuha

Pada lafadz WADDHUHA, kenapa imam warosy membacanya harus imalah sughro ( WADDUHE) alasanya apa? Dalam ilmu qiraat, ada istilah yang dikenal dengan namanya Imalah. Secara bahasa imalah berasal dari kata أمال – يميل – إمالة الرمح yang berarti memiringkan atau membengkokkan (tombak). Sedangkan secara istilah imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya’. Imalah dibagi menjadi dua yaitu imalah Kubra (imalah asli) dan imalah sughra ( banyak dijumpai dalam kitab-kitab qiraat dengan nama imalah baina-baina, taqlil, atau imalah baina al-lafdhain). Imalah banyak ditemui pada bacaan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, yaitu di antaranya pada Dzawat al Ya’ (kata yang terdapat alif layyinah), seperti الضحى، قلى، سجى، هدى dan dari qiraat Imam Ibn ‘Amir melalui riwayat Ibn Dzakwan pada lafazh جاء.  Selain itu juga merupakan pilihan dari qiraat nafi melalui rawinya yang bernama Warasy, hanya saja jenis imalahnya sering dikenal sebagai taqlil atau Imalah ...

Sab'aty : Makna Naql Dalam Qira'at

Makna Naql dalam Qiraat Naql (Memindah/Menggeser harakat), Secara bahasa naql berasal dari kata نقل – ينقل – نقلا berarti memindah; memindah/menggeser. Adapun secara istilah naql berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang.  Sebagaimana yang banyak ditemui pada riwayat Imam Warsy, yakni setiap ada Al Ta’rif atau tanwin bertemu hamzah, contoh بالآخرة terbaca بلاخرة (bilaakhirati) dan عذاب أليم terbaca عذابنليم (‘adzaabunaliimun).  Dalam riwayat Hafsh bacaan naql hanya ada di satu tempat yaitu pada kata بئس الاسم (QS. al-Hujurat:11).  Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif dan lafazh “ismu” (salah satu dari sepuluh kata benda yang tergolong hamzah washal), yang mengapit “lam” sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya. Istilah naql ini sebenarnya lebih tepat ...

Sab'aty : Istilah Tashil Dalam Qira'at Sab'ah

Istilah Tashil dalam Qiraat  Secara bahasa tashil adalah memberi kemudahan atau keringanan, sedangkan menurut istilah qiraat, tashil diartikan pengucapan hamzah, dengan bunyi antara hamzah dan huruf yang sejenis dengan harakat hamzah, seperti أأنذرتهم، أأنتم dan lain-lain. Hanya saja dalam riwayat Hafsh bacaan tashil hanya ada satu tempat yaitu أأعجمي وعربي (QS. al-Fusshilat:44).  Ketika bertemu dua hamzah qatha’ yang berurutan pada satu kata maka melafazhkan kata semacam ini bagi orang Arab terasa berat, sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan. Dalam qiraat sab’ah, ada banyak bacaan tashil sebagaimana yang dikemukakan Imam Nasr Makky terdapat dalam enam tempat, yaitu 1. Surat al-An’am ayat 143 : آالذكرين. 2. Surat al-An’am ayat 144 : آالذكرين . 3. Surat Yunus 51 : آلآن . 4. Surat Yunus 91 : آلآن. 5. Surat Yunus 59 : آلله. 6. Surat al-Naml 59 :آلله. Naum, pada prakteknya, bacaan tashil ini merupakan satu bacaan yang hampir di amalkan oleh banyak i...