Rasulullah terkadang menyampaikan suatu pelajaran kepada para sahabat, dengan menceritakan bahwa hal tersebut diterima dari Alloh swt, namun pelajaran tersebut berbeda dengan Al Quran dari sudut pandang uslubnya ( susunan kalimatnya ). Pelajaran tersebut merupakan pemberian atau hembusan dari alam kesucian yang disebut hadits qudsi atau hadits ilahi dan rabbani ( Subhi As Sholih, Ulumul hadits wa mustholahuhu )
Adapun bentuk kalimat yang biasa dipakai oleh ulama salaf dalam periwayatan hadits qudsi adalah Qola Rasululloh Saw Fima Yurwa an Rabbihi ( Rasululloh bersabda sebagaimana yang diriwayatkan dari Tuhannya ). Sedangkan ulama kholaf memiliki cara tersendiri yaitu qolahu taala fima rawahu anhu Rasululloh Saw ( Alloh berfirman sebagaimana diriwayatkan oleh Rasulullah Saw ).
Para ulama berbeda pendapat tentang hakikat hadist qudsi ini, sebagian ulama seperti Abu Al Biqai berpendapat bahwa hadits qudsi merupakan wahyu Alloh yang dihembuskan kepada pribadi Nabi baik melalui ilham maupun mimpi sedangkan susunan redaksinya dilakukan oleh Rasulullah Saw sendiri. Artinya hadits qudsi adalah maknanya dari Alloh sedangkan lafadznya dari Rasulullah Saw. Jika pemahaman hadits qudsi seperti ini jelas tidak menimbulkan masalah. namun sementara ulama berpendapat, bahwa hadits qudsi adalah makna dan lafadznya dua-duanya dari Alloh Swt. Kalau demikian jelas akan menimbulkan masalah sebab Al Quran juga begitu lafadz dan maknanya dari Alloh. oleh sebab itu perlu dibuat rumusan yang jelas tentang perbedaan antara Al Quran dengan hadits qudsi agar tidak terjadi kerancuan dalam memberikan interpretasi.
Dr Syuban Muhammad Ismail dalam kitabnya Maa Al Quran Al Karin Fi Tarikhihi menulis sebelas perbedaan pokok antara Al Quran dan hadits qudsi.
1. Al Quran adalah wahyu yang jelas, artinya Al Quran diturunkan oleh Alloh melalui Jibril kepada Nabi Muhammad yang dalam keadaan sadar, sedangkan hadits qudsi bisa jadi diterima dalam bentuk ilham ataupun mimpi.
2. Al Quran merupakan mukjizat sehingga tidak ada seorangpun yang dapat menandinginya, ia juga terjaga dari perubahan, sedangkan hadits qudsi tidak.
3.Membaca Al Quran merupakan ibadah sedangkan hadits qudsi tidak demikian.
4. Bagi orang yang hadats dilarang menyentuh al quran dan bagi yang junub dilarang menyentuh dan membacanya, sedangkan hadist qudsi tidak.
5. Al Quran tidak boleh diriwayatkan dengan maknanya saja, sedangkan hadits qudsi boleh.
6. Al Quran diriwayatkan secara mutawatir, sedangkan hadits qudsi diriwayatkan secara ahad.
7. Menurut Imam Ahmad dilarang menjual Al Quran sementara Imam Syafii Makruh, sedangkan hadist Qudsi tidak demikian.
8. Al Quran merupakan bacaan tertentu dalam sholat, tidak sah sholat seseorang bila tidak membaca Al Quran sedangkan hadits qudsi tidak.
9. Orang yang mengingkari Al Quran termasuk kafir, sedangkan pengingkaran terhadap hadits qudsi tidak termasuk kafir.
10. Lafadz Al Quran berasal dari Alloh, sedangkan hadist qudsi berasal dari Nabi Saw.
11. Bagian-bagian dari Al Quran disebut ayat dan surat sedangkan hadist qudsi tidak demikian.
Ada yang mau menambahkan lagiiimengingat banyaknya kitab mustholahul hadits yang membahas masalah ini, tentu banyak sekali pendapat ulama yang berkenaan dengannya.
Wallahu Alam