Skip to main content

Sab'aty : Kajian Lafadz قواريرَ Metode Qira'at Sab'ah


Cara membaca lafadz قواريرا versi Metode Sab'aty:
Masih dalam surat Al-Insan, Ada beberapa macam cara membaca lafadz قواريرَ ۝ قواريرَا yang terletak pada akhir ayat 15, dan awal ayat 16, diantaranya:
a. Imam Nafi', Syu'bah, dan Ali Al-Kisa'i, ketika waqaf maka diganti dengan Alif, artinya dibaca panjang 1 alif, jika di washalkan maka kedua lafadz قواريرَا tadi ditanwinkan.
b. Ibnu Katsir berpendapat pada lafadz قواريرَا yang pertama saja yang ditanwin, sementara kalau waqaf pada قواريرَا yang pertama diganti dengan alif (panjang 1 alif), dan jika waqaf pada قواريرَا yang kedua maka dibaca dengan sukun.
c. Imam Hamzah berpendapat tanpa menggunakan tanwin, seandainya dibaca waqaf maka dengan membuang alif pada lafadz قواريرَا tadi kemudian diganti dengan men-sukun-kannya.
d. Imam Hafash, Abu Amr, dan Ibnu Amir (disini antara rawinya yang bernama Ibnu Dzakwan dan hisyam ada sedikit perbedaan), dengan meninggalkan tanwin, mereka sepakat membaca alif pada lafadz قواريرَا yang pertama (panjang 1 alif ketika waqaf), dan pada lafadz قواريرَا yang kedua dengan men-sukun-kannya, kecuali Hisyam dari Ibnu Amir tadi tetap dengan membaca alif ( panjang 1 alif) pada lafadz قواريرَا yang kedua.

Adapun Waqaf dan ibtida itu msk dlm ranah lain,artinya klo dlm lintas imam qiraat dlm menentukan khusus kpn hrs berhenti dan memulai bacaan maka tdk ada ketentuannya,artinya tdk ada aturan baku yg mengatur ttng hal tsb,yg ada hanya perlu hati2 di dlm menghentikan bacaan jngn sampe berhenti pada lafadz yg kurang tepat,wallahu a'lam

Popular posts from this blog

Sab'aty : Imalah Pada Surat Ad Dhuha

Pada lafadz WADDHUHA, kenapa imam warosy membacanya harus imalah sughro ( WADDUHE) alasanya apa? Dalam ilmu qiraat, ada istilah yang dikenal dengan namanya Imalah. Secara bahasa imalah berasal dari kata أمال – يميل – إمالة الرمح yang berarti memiringkan atau membengkokkan (tombak). Sedangkan secara istilah imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya’. Imalah dibagi menjadi dua yaitu imalah Kubra (imalah asli) dan imalah sughra ( banyak dijumpai dalam kitab-kitab qiraat dengan nama imalah baina-baina, taqlil, atau imalah baina al-lafdhain). Imalah banyak ditemui pada bacaan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, yaitu di antaranya pada Dzawat al Ya’ (kata yang terdapat alif layyinah), seperti الضحى، قلى، سجى، هدى dan dari qiraat Imam Ibn ‘Amir melalui riwayat Ibn Dzakwan pada lafazh جاء.  Selain itu juga merupakan pilihan dari qiraat nafi melalui rawinya yang bernama Warasy, hanya saja jenis imalahnya sering dikenal sebagai taqlil atau Imalah ...

Sab'aty : Makna Naql Dalam Qira'at

Makna Naql dalam Qiraat Naql (Memindah/Menggeser harakat), Secara bahasa naql berasal dari kata نقل – ينقل – نقلا berarti memindah; memindah/menggeser. Adapun secara istilah naql berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang.  Sebagaimana yang banyak ditemui pada riwayat Imam Warsy, yakni setiap ada Al Ta’rif atau tanwin bertemu hamzah, contoh بالآخرة terbaca بلاخرة (bilaakhirati) dan عذاب أليم terbaca عذابنليم (‘adzaabunaliimun).  Dalam riwayat Hafsh bacaan naql hanya ada di satu tempat yaitu pada kata بئس الاسم (QS. al-Hujurat:11).  Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif dan lafazh “ismu” (salah satu dari sepuluh kata benda yang tergolong hamzah washal), yang mengapit “lam” sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya. Istilah naql ini sebenarnya lebih tepat ...

Sab'aty : Taghlidh Al Laam (Lam Tebal) Versi Sab'aty

Taglidz Al-Laam (Lam yang dibaca tebal) versi Sab'aty Lafadzh Lam Jalalah (ALLAH), dibagi dalam 2 kategori: •Dibaca tebal/ tafhim bila lafad ALLAH-nya didahului huruf yang berharokat dhumah atau fathah •Dibaca tipis/ tarqiq bila lafad ALLAH-nya didahului huruf yang berharokat kasroh. demikian ini berlaku bagi semua imam qiraat dalam qiraat 7. namun, ada huruf Laam yang berbeda dengan 2 kategori diatas, yaitu Laam yang dibaca tebal sebagaimana bunyi tebalnya dalam lafdzul Jalalah tadi,tapi khusus dalam bacaan qiraat riwayat Warsy dari Nafi', yaitu dengan menebalkan uruf Lam yang apabila sebelumnya ada uruf Shad, Tha dan Dha ( ص , ط , ظ ) yang apabila sebelumnya ada harakat fathah atau sukun.