Skip to main content

Kenapa Harus Hafalan?

Hafal.in - Sebenarnya hafalan itu penting atau gak sih menurut kamu? Mungk jawaban tiap orang macem-macem lah, ada yang bilang penting, ada yang bilang biasa saja, ada juga yang bilang gak penting-penting amat.
Ayo kita coba kupas satu persatu tentang penting atau tidaknya hafalan itu jika ditinjau dari segi penulis.
1. Hafalan itu tidak penting
Menurut sebagian orang mengatakan bahwa hafalan tidak penting karena hafal atau tidak hafal merupakan karakter bawaan seseorang dari jabang bayi. Artinya, jika suatu hal dirasa penting biasanya otak secara otomatis akan menjalankan peran untuk menghafal / menyimpan memori. Sehingga menghafal secara khusus tidak diperlukan karena hanya membebani otak manusia.
2. Hafalan kadang penting kadang tidak
Beberapa orang menganggap bahwa proses menghafal terkadang diperlukan untuk menunjang daya ingat terhadap suatu hal yang dirasa cukup penting. Tanpa menghafal, tentu hal-hal yang bersifat penting, meskipun sudah masuk dalam memori otak terkadang tenggelam dan tertumpuk dengan memori yang baru. Sehingga menghafal menjadi penting agar beberapa memori bisa tertata rapi saat dibutuhkan. Namun, di sisi lain menghafal tidak terlalu penting karena hal-hal sederhana jika dihafalkan justru akan membebani otak dan hanya menghabiskan waktu, padahal otak manusia sudah di desain untuk menerima dan menyimpan semua hal-hal yang baru, sehingga menghafal tidaklah terlalu penting.
3. Hafalan itu sangat penting
Sebagian orang menganggap hafalan sangatlah penting, hal ini dikarenakan dengan menghafal otak akan diajak bekerja. Dan otak yang bekerja dengan maksimal tentu kondisinya akan lebih sehat dan fresh saat suatu memori dibutuhkan. Karena dengan menghafal, hal-hal yang telah masuk memori akan lebih tertata rapi dan kapan saja dibutuhkan akan selalu dapat memberikan yang terbaik.
Sekarang, tinggal kita mau ikut pendapat yang mana?

Popular posts from this blog

Sab'aty : Imalah Pada Surat Ad Dhuha

Pada lafadz WADDHUHA, kenapa imam warosy membacanya harus imalah sughro ( WADDUHE) alasanya apa? Dalam ilmu qiraat, ada istilah yang dikenal dengan namanya Imalah. Secara bahasa imalah berasal dari kata أمال – يميل – إمالة الرمح yang berarti memiringkan atau membengkokkan (tombak). Sedangkan secara istilah imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya’. Imalah dibagi menjadi dua yaitu imalah Kubra (imalah asli) dan imalah sughra ( banyak dijumpai dalam kitab-kitab qiraat dengan nama imalah baina-baina, taqlil, atau imalah baina al-lafdhain). Imalah banyak ditemui pada bacaan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, yaitu di antaranya pada Dzawat al Ya’ (kata yang terdapat alif layyinah), seperti الضحى، قلى، سجى، هدى dan dari qiraat Imam Ibn ‘Amir melalui riwayat Ibn Dzakwan pada lafazh جاء.  Selain itu juga merupakan pilihan dari qiraat nafi melalui rawinya yang bernama Warasy, hanya saja jenis imalahnya sering dikenal sebagai taqlil atau Imalah ...

Sab'aty : Makna Naql Dalam Qira'at

Makna Naql dalam Qiraat Naql (Memindah/Menggeser harakat), Secara bahasa naql berasal dari kata نقل – ينقل – نقلا berarti memindah; memindah/menggeser. Adapun secara istilah naql berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang.  Sebagaimana yang banyak ditemui pada riwayat Imam Warsy, yakni setiap ada Al Ta’rif atau tanwin bertemu hamzah, contoh بالآخرة terbaca بلاخرة (bilaakhirati) dan عذاب أليم terbaca عذابنليم (‘adzaabunaliimun).  Dalam riwayat Hafsh bacaan naql hanya ada di satu tempat yaitu pada kata بئس الاسم (QS. al-Hujurat:11).  Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif dan lafazh “ismu” (salah satu dari sepuluh kata benda yang tergolong hamzah washal), yang mengapit “lam” sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya. Istilah naql ini sebenarnya lebih tepat ...

Sab'aty : Taghlidh Al Laam (Lam Tebal) Versi Sab'aty

Taglidz Al-Laam (Lam yang dibaca tebal) versi Sab'aty Lafadzh Lam Jalalah (ALLAH), dibagi dalam 2 kategori: •Dibaca tebal/ tafhim bila lafad ALLAH-nya didahului huruf yang berharokat dhumah atau fathah •Dibaca tipis/ tarqiq bila lafad ALLAH-nya didahului huruf yang berharokat kasroh. demikian ini berlaku bagi semua imam qiraat dalam qiraat 7. namun, ada huruf Laam yang berbeda dengan 2 kategori diatas, yaitu Laam yang dibaca tebal sebagaimana bunyi tebalnya dalam lafdzul Jalalah tadi,tapi khusus dalam bacaan qiraat riwayat Warsy dari Nafi', yaitu dengan menebalkan uruf Lam yang apabila sebelumnya ada uruf Shad, Tha dan Dha ( ص , ط , ظ ) yang apabila sebelumnya ada harakat fathah atau sukun.