Skip to main content

Sab'aty : Hukum Basmalah Pada Surat At Taubah Dalam Qira'at Sab'ah


Hukum Basmalah dan hubungannya dengan Surat at Taubah (Bara’ah)
Dalam Mushaf Utsmani semua surat al-Qur’an di awali dengan basmalah kecuali surat Bara’ah atau surat at-Taubah. Terkait dengan hal itu, sahabat Nabi yang bernama Ubay bin Ka’ab berkata bahwa rasulullah pernah menyuruh kami menulis basmalah di awal setiap surat, dan tidak memerintahkan kami menulisnya di awal surat Bara’ah, oleh karenanya surat tersebut digabungkan dengan surat al-Anfal dan itu lebih utama karena adanya keserupaan keduanya.

Imam Ashim berkata: Basmalah tidak ditulis di awal surat Bara’ah, karena basmalah itu berarti rahmat atau kasih sayang, sedangkan Bara’ah merupakan surat adzab atau siksaan.
Para ulama fiqh berbeda pendapat mengenai hukum membaca basmalah di awal surat Bara’ah ini. 

Imam Ibnu Hajar dan al-Khatib mengharamkan membaca basmalah di awal surat ini dan memakruhkan membacanya di tengah surat, sedangkan Imam Ramli dan para pengikutnya memakruhkan membaca basmalah di awal surat dan men-sunnah-kan membacanya di tengah surat sebagaimana surat-surat yang lain. 

Sekurang-kurangnya ada 4 cara membaca basmalah (baik dalam setiap awal surat ataupun dalam surat at-Taubah), yaitu:

a. Wajib (Awal Surat Al-Fatihah)
b. Haram ( Awal Surat At-Taubah)
c. Sunah ( Awal Surat selain dari al-Fatihah dan At-Taubat)
d. Mubah: Jaiz (Boleh), ditengah surat At-Taubah.

Wallaahu a’lam…

Popular posts from this blog

Sab'aty : Imalah Pada Surat Ad Dhuha

Pada lafadz WADDHUHA, kenapa imam warosy membacanya harus imalah sughro ( WADDUHE) alasanya apa? Dalam ilmu qiraat, ada istilah yang dikenal dengan namanya Imalah. Secara bahasa imalah berasal dari kata أمال – يميل – إمالة الرمح yang berarti memiringkan atau membengkokkan (tombak). Sedangkan secara istilah imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya’. Imalah dibagi menjadi dua yaitu imalah Kubra (imalah asli) dan imalah sughra ( banyak dijumpai dalam kitab-kitab qiraat dengan nama imalah baina-baina, taqlil, atau imalah baina al-lafdhain). Imalah banyak ditemui pada bacaan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, yaitu di antaranya pada Dzawat al Ya’ (kata yang terdapat alif layyinah), seperti الضحى، قلى، سجى، هدى dan dari qiraat Imam Ibn ‘Amir melalui riwayat Ibn Dzakwan pada lafazh جاء.  Selain itu juga merupakan pilihan dari qiraat nafi melalui rawinya yang bernama Warasy, hanya saja jenis imalahnya sering dikenal sebagai taqlil atau Imalah ...

Sab'aty : Makna Naql Dalam Qira'at

Makna Naql dalam Qiraat Naql (Memindah/Menggeser harakat), Secara bahasa naql berasal dari kata نقل – ينقل – نقلا berarti memindah; memindah/menggeser. Adapun secara istilah naql berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang.  Sebagaimana yang banyak ditemui pada riwayat Imam Warsy, yakni setiap ada Al Ta’rif atau tanwin bertemu hamzah, contoh بالآخرة terbaca بلاخرة (bilaakhirati) dan عذاب أليم terbaca عذابنليم (‘adzaabunaliimun).  Dalam riwayat Hafsh bacaan naql hanya ada di satu tempat yaitu pada kata بئس الاسم (QS. al-Hujurat:11).  Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif dan lafazh “ismu” (salah satu dari sepuluh kata benda yang tergolong hamzah washal), yang mengapit “lam” sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya. Istilah naql ini sebenarnya lebih tepat ...

Sab'aty : Istilah Tashil Dalam Qira'at Sab'ah

Istilah Tashil dalam Qiraat  Secara bahasa tashil adalah memberi kemudahan atau keringanan, sedangkan menurut istilah qiraat, tashil diartikan pengucapan hamzah, dengan bunyi antara hamzah dan huruf yang sejenis dengan harakat hamzah, seperti أأنذرتهم، أأنتم dan lain-lain. Hanya saja dalam riwayat Hafsh bacaan tashil hanya ada satu tempat yaitu أأعجمي وعربي (QS. al-Fusshilat:44).  Ketika bertemu dua hamzah qatha’ yang berurutan pada satu kata maka melafazhkan kata semacam ini bagi orang Arab terasa berat, sehingga bacaan seperti ini bisa meringankan. Dalam qiraat sab’ah, ada banyak bacaan tashil sebagaimana yang dikemukakan Imam Nasr Makky terdapat dalam enam tempat, yaitu 1. Surat al-An’am ayat 143 : آالذكرين. 2. Surat al-An’am ayat 144 : آالذكرين . 3. Surat Yunus 51 : آلآن . 4. Surat Yunus 91 : آلآن. 5. Surat Yunus 59 : آلله. 6. Surat al-Naml 59 :آلله. Naum, pada prakteknya, bacaan tashil ini merupakan satu bacaan yang hampir di amalkan oleh banyak i...