Skip to main content

Sab'aty : Biografi Imam Hafsh


Beliau adalah putera tiri Imam `Ashim, sehingga kualitas riwayatnya dari sang imam amat tinggi.
Imam `Ashim pernah menegaskan bahwa tidak ada satupun perbedaan antara riwayat yang disampaikan kepada Hafsh dengan pelajaran yang telah diperoleh dari Abu `Abdurrahman; begitu juga bahwa riwayat yang disampaikan oleh Abu `Abdurrahman tidak ada satu pun yang berbeda dengan pelajaran yang telah diterima dari `Ali bin Abi Thalib.
Namanya Abu 'Umar Hafs bin Sulaiman bin al-Mughirah bin al-Bazzar al-Asadi al-Kufi (bahasa Arab: أبو عمر حفص بن سليمان بن المغيرة بن البزاز الأسدي الكوفي), atau lebih dikenal sebagai Hafs bin Sulaiman al-Kufi (Lahir pada tahun 90 H, wafat pada tahun 180 H) adalah seorang ulama dibidang Qira'at al-Qur'an.
Imam Hafsh juga pernah menjabat sebagai hakim agung (qadhi) di kawasan Kufah. Imam Asy-Syathibi menulis tentang Imam Hafsh, "Dan Hafsh yang memiliki keutamaan karena kesempurnaan bacaannya".

Popular posts from this blog

Sab'aty : Imalah Pada Surat Ad Dhuha

Pada lafadz WADDHUHA, kenapa imam warosy membacanya harus imalah sughro ( WADDUHE) alasanya apa? Dalam ilmu qiraat, ada istilah yang dikenal dengan namanya Imalah. Secara bahasa imalah berasal dari kata أمال – يميل – إمالة الرمح yang berarti memiringkan atau membengkokkan (tombak). Sedangkan secara istilah imalah berarti memiringkan fathah ke arah kasrah atau memiringkan alif ke arah ya’. Imalah dibagi menjadi dua yaitu imalah Kubra (imalah asli) dan imalah sughra ( banyak dijumpai dalam kitab-kitab qiraat dengan nama imalah baina-baina, taqlil, atau imalah baina al-lafdhain). Imalah banyak ditemui pada bacaan Imam Hamzah dan al-Kisa’i, yaitu di antaranya pada Dzawat al Ya’ (kata yang terdapat alif layyinah), seperti الضحى، قلى، سجى، هدى dan dari qiraat Imam Ibn ‘Amir melalui riwayat Ibn Dzakwan pada lafazh جاء.  Selain itu juga merupakan pilihan dari qiraat nafi melalui rawinya yang bernama Warasy, hanya saja jenis imalahnya sering dikenal sebagai taqlil atau Imalah ...

Sab'aty : Makna Naql Dalam Qira'at

Makna Naql dalam Qiraat Naql (Memindah/Menggeser harakat), Secara bahasa naql berasal dari kata نقل – ينقل – نقلا berarti memindah; memindah/menggeser. Adapun secara istilah naql berarti memindahkan harakat hamzah ke huruf mati sebelumnya, dan setelah itu hamzahnya dibuang.  Sebagaimana yang banyak ditemui pada riwayat Imam Warsy, yakni setiap ada Al Ta’rif atau tanwin bertemu hamzah, contoh بالآخرة terbaca بلاخرة (bilaakhirati) dan عذاب أليم terbaca عذابنليم (‘adzaabunaliimun).  Dalam riwayat Hafsh bacaan naql hanya ada di satu tempat yaitu pada kata بئس الاسم (QS. al-Hujurat:11).  Alasan bacaan naql pada kata الاسم yaitu terdapatnya dua hamzah washal (hamzah yang tidak terbaca di tengah kalimat), yakni hamzah pada al ta’rif dan lafazh “ismu” (salah satu dari sepuluh kata benda yang tergolong hamzah washal), yang mengapit “lam” sehingga kedua hamzah tersebut tidak terbaca ketika disambung dengan kata sebelumnya. Istilah naql ini sebenarnya lebih tepat ...

Sab'aty : Taghlidh Al Laam (Lam Tebal) Versi Sab'aty

Taglidz Al-Laam (Lam yang dibaca tebal) versi Sab'aty Lafadzh Lam Jalalah (ALLAH), dibagi dalam 2 kategori: •Dibaca tebal/ tafhim bila lafad ALLAH-nya didahului huruf yang berharokat dhumah atau fathah •Dibaca tipis/ tarqiq bila lafad ALLAH-nya didahului huruf yang berharokat kasroh. demikian ini berlaku bagi semua imam qiraat dalam qiraat 7. namun, ada huruf Laam yang berbeda dengan 2 kategori diatas, yaitu Laam yang dibaca tebal sebagaimana bunyi tebalnya dalam lafdzul Jalalah tadi,tapi khusus dalam bacaan qiraat riwayat Warsy dari Nafi', yaitu dengan menebalkan uruf Lam yang apabila sebelumnya ada uruf Shad, Tha dan Dha ( ص , ط , ظ ) yang apabila sebelumnya ada harakat fathah atau sukun.